TEMPO.CO, Jakarta - Kasus kebocoran data oleh akun anonim Bjorka di salah satu forum online breached.to bukan satu-satunya ancaman siber yang menyerang Indonesia.
Perusahaan keamaan siber Kaspersky mendeteksi ada 11.083.474 ancaman siber pada kuartal dua 2022 di komputer peserta Kaspersky Security Network (KSN) di Indonesia.
General Manager Asia Tenggara Kaspersky Yeo Siang Tiong menjelaskan secara keseluruhan, 25,2 persen pengguna diserang oleh ancaman online yang berasal dari situs web pada periode ini.“Dengan penetrasi internet yang cukup tinggi di Indonesia, kami melihat para pelaku kejahatan siber tetap mengintai negara ini sebagai target yang menguntungkan,” ujanya kepada Tempo pada Selasa, 20 September 2022.
Namun, angka tersebut menurun dibandingkan tahun lalu pada periode yang sama, dengan total 18.488.946 ancaman siber yang terdeteksi. Menurut data perusahaan keamanan siber asal Rusia itu, angka tersebut juga terlihat turun 6,09 persen dibandingkan dengan 11.802.558 deteksi pada kuartal satu 2022.
Menurut Yeo Siang Tiong, Indonesia memiliki potensi besar untuk pertumbuhan di masa depan dengan pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi. “Sehingga bisa bergerak merangkul kekuatan teknologi dan internet dengan aman selama sistem dilindungi oleh orang-orang sadar dan terlatih,” kata dia.
Dia mencontohkan salah satu penelitian Kaspersky mengungkap 96 persen pengguna pembayaran digital di Indonesia sadar akan ancaman online. Dari angka tersebut 64 persen dari mereka percaya bahwa solusi keamanan dapat mengamankan data dan uang online mereka.
Namun, hanya 32 persen yang memasang solusi keamanan di perangkat mereka sebelum kemungkinan serangan. “Ada kesenjangan besar antara kesadaran dan tindakan yang harus segera kita atasi,” tutur dia.
Selanjutnya: Hal-hal yang harus segera dilakukan ketika tahu data diretas.